Strategi Peningkatan Penemuan Kasus Tuberkulosis Secara Aktif Promotif Berbasis Keluarga Dan Masyarakat

Abstract

Penyakit TB paru ( Tuberkulosis ) atau di kenal dengan TBC sebenarnya penyakit yang dapat disembuhkan,  namun banyak penderita yang menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Penderita TB paru salah dalam memahami kesembuhan, penderita mengira   penyakitnya   sudah sembuh   karena gejala penyakit telah hilang atau berkurang. Terapi TB paru perlu dilaksanakan sedikitnya enam bulan  (Sugito, 2013). Pada laporan akhir tahun 2022 di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri didapatkan dari tiga indikator penilaian tentang kasus TB untuk temuan kasus dan pengobatan kasus baru masih belum tercapai dimana secara standart harus di atas 81% akan tetapi nilai capainya hanya sekitar 24,99% sehingga belum tercapai. Upaya preventif dan promotif yang sudah dilakukan masih belum tercapai sesuai harapan, sehingga perlu peran serta masyarakat dan keluarga pasien khususnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan strategi peningkatan penemuan kasus Tuberkulosis di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri. Metode yang digunakan adalah diagram tulang ikan (Fishbone), metode Urgency, Seriousness, Growth (USG), dan analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, diperoleh penentuan masalah terkait strategi penemuan kasus tuberculosis di UPTD Puskesmas Pesantren II. Solusi yang diajukan untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi Strategi Peningkatan Penemuan Kasus Tuberkulosis Secara Aktif Promotif Berbasis Keluarga Dan Masyarakat di UPTD Puskesmas Pesantren II Kota Kediri. Penelitian ini secara spesifik mengkaji tentang strategi penemuan kasus TB yang diterapkan dan menentukan sarana dan media dalam mensosialisasikan informasi penyakit TB di UPTD Puskesmas Pesantren II,  dengan melibatkan peran serta keluarga dan masyarakat.

KATA KUNCI : Peningkatan Penemuan Kasus Tb, Promotif Berbasis Keluarga Dan Masyarakat